Rabu, 30 Maret 2011

rossella


Rosella-Indonesia
Rosella Indonesia Berkualitas Tersedia Disini....
Kamis, 29 Januari 2009
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLwJJQgqrOj2MTPv2bPjOb2_oFwlltiPfU_GBXyproNyw8icPohZNw7ta2mwAu_pNCW9Gxa2nwYYsh8w5vQv7ZeqO9n-xJkToTn8f11KpmAIju0t9k79LAxz5Gto0wJO_05LfA11lvpMPY/s320/Rosella+kering.jpgJika tidak digunakan dalam bentuk segar, kelopak rosela yangsudah dipanen sebaiknya segera dikeringkan. Sebelum dikeringkan biasanya dipotong-potong terlebih dahulu agar proses pengeringan berjalan lebih cepat. Pemotongan bisa menggunakan pisau biasa dengan bantuan talenan, atau menggunakan gunting. Satu kelopak cukup dipotong menjadi 2—3 irisan melintang.
Pemotongan kelopak ini terutama baik untuk rosela yang digunakan sebagai teh yang langsung diseduh dengan air panas. Sementara untuk keperluan lain, atau jika dikeringkan dengan matahari langsung, tanpa pemotongan pun bisa dilakukan. Hal itu karena saat pengeringan, kelopak rosela biasanya akan terlepas dengan sendirinya.
Pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa metode. Salah satunya, pengeringan dengan diangin-anginkan. Karena itu diperlukan wadah segi empat semacam nampan besar, dengan alas terbuat dari kasa berbahan nilon. Rosela yang telah dirajang diletakkan di atasnya. Selanjutnya, nampan ini diletakkan di atas penyangga atau bisa digantung agar udara bisa mengalir dari atas dan bawah.
Tempat pengeringannya harus memiliki aliran udara yang bagus dan terhindar dari sinar matahari langsung agar kualitasnya tetap terjaga. Agar pengeringannya merata, kelopak perlu dibalikkan seperlunya. Proses pengeringan dengan cara ini biasanya membutuhkan waktu sekitar 7 hari. Rasio pengeringan rosela umumnya 10:1, artinya dari setiap 10 kg kelopak segar akan menghasilkan 1 kg bahan kering.
Selain itu, rosela bisa dikeringkan dengan matahari langsung. Caranya, kelopak rosela disebarkan secara merata di atas tanah dengan dilapisi selembar plastik. Kelopak yang sudah cukup kering harus segera diangkat. Jika penjemuran tidak segera dihentikan, kelopak rosela akan berwarna kecokelatan dan saat diolah akan menghasilkan warna yang kurang menarik. Pada metode pengeringan ini, rosela mudah tercemar oleh serangga dan jamur. Cara pengeringan pertama lebih baik, karena kelopak rosela mendapatkan aliran udara yang lebih baik dan proses pengeringan bisa berjalan lebih cepat.
Lain lagi dengan pekebun rosela di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Mereka mengeringkan hasil panenannya dengan oven listrik, Caranya sangat mudah, tinggal memasukkan rosela dalam oven hingga kering. Namun perlu diingat, penggunaan oven memerlukan biaya yang tinggi sehingga kurang efisien. Jika cara ini yang dipilih, sebaiknya dijaga agar temperaturnya tidak melebihi 43°C.
Diposkan oleh Rosella Indonesia di 00:09 0 komentar http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif
Kamis, 15 Januari 2009
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG6n7YospMlPLXpZkKsx1me4ocSVZAyNKlPGtfHW6irWUrx3m7tlBXHPZIyixTKnohh1QwQr9TC8grpSg5qRmWkcp-V4Fb-VA3XXPOEXvalYGGywJ7zcxoueEg4qBpP9G2ZoCd0YsoOpm-/s320/Gambar+Panen.bmp
Pemanenan

Pemanenan pertama dilakukan 4—5 bulan setelah tanam. Sesudah panen pertama, rosela masih dapat menghasilkan bunga, asalkan suhu pada malam hari tidak kurang dari 21°C. Oleh karena itu, pemanenan dapat terus dilakukan hingga tanaman tidak menghasilkan bunga, yakni sekitar 4—8 bulan berikutnya. Pemanenan rata-rata dilakukan setiap 10 hari sekali.
Kelopak bunga yang masih segar dipanen saat biji sudah masak. Saat itu, bunga telah gugur, buahnya membuka, dan biji belum mengering. Setelah dipanen, biji harus segera dipisahkan dari kelopaknya. Jika tidak segera dipisahkan, kapsul penutup biji akan keringdan mengeras sehingga biji akan semakin sukar dipisahkan. Kelopak dipisahkan dari bijinya dengan bantuan alat menyerupai pisau. Caranya, biji didorong dengan alat tesebut dari pangkal kelopak bagian luar.
Proses pemanenan sebaiknya dilakukan secara manual dan harus dijaga agar hasil panen tidak terkontaminasi benda-benda asing lainnya. Selain itu, kelopak bunga sebaiknya tidak dibiarkan bersentuhan dengan tanah atau permukaan kotor lainnya. Untuk pengangkutan dari kebun ke lokasi pengeringan, harus digunakan wadah atau kontainer yang bersih. Untuk mengurangi kontaminasi, waktu antara pemanenan dan pengeringan haruslah seminimal mungkin.
Saat ini banyak metode pemanenan yang digunakan di seluruh dunia. Di Meksiko misalnya, seluruh tanaman dipotong dan diletakan di suatu tempat untuk dilepas kelopaknya. Di Cina, hanya kelopak yang sudah tua yang dipanen menggunakan alat potong. Sementara itu, tangkaidan kelopak yang belum tua tetap dibiarkan tertinggal dan dipanen setelah tua
Hasil survei importir rosella tingkat internasional, total panen rosella kering rat-rata 250 Kg/hektar dan pernah mencapai 500 Kg/hektar. Pekebun di desa Panggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur dapat menghasilkan 1,25 kg kelopak bunga basah dari setiaptanaman rosela. Contoh hasil panen di negara lain seperti California, setiap tanaman bisamenghasilkan sekitar 1,3 kg. Sementara itu, di Porto Rico hasil panen berkisar 1,8 kg/tanamandan di Florida 7,25 kg/tanaman.
(Sumber : Khasiat daan Manfaat Rosella, Dra. Heryati dan Lusi Kristiana, Apt. Agromedia, Jakarta)
Diposkan oleh Rosella Indonesia di 02:53 0 komentar http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif
Minggu, 04 Januari 2009
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeI1WxX-CxjxNNA2xRcrZVMXmcPF4P34HEgLelgCxnvzTOLSsPQL7HWynD-txGEYI0vjUokTR8Qm-r3DtPransV5F0N-hOafRQDAgDR5-3NhfvJUmm3fQ90KmWJQUeSEJgxHBk7kUIYssx/s320/Rosella.bmpMengenal Rosela
Saat ini terdapat lebih dari 100 varietas rosela yang tersebar di seluruh dunia. Dua varietas yang paling terkenal adalah sabdariffa dan altissima Webster. Varietas sabdariffa mempunyai kelopak bunga yang dapat dimakan, berwarna merah atau kuning pucat dan kurang banyak mengandung serat. Sementara itu, varietas altissima Webster sengaja ditanam untuk mendapatkan seratnya, karena kandungan seratnya memang tinggi. Namun, kelopak bunga varietas ini tidak dapat dimanfaatkan sebagai makanan. Kedua varietas yang paling banyak dibutuhkan secara komersial tersebut banyak tumbuh di China, Thailand, Meksiko, Afrika, Sudan, Senegal, dan Mali. Rosela juga merupakan tanaman yang menarik dan indah. Lima puluh tahun yang lalu, tanaman ini secara luas tumbuh di Florida dan dimanfaatkan sebagai pagar hidup pada musim panas. Daunnya yang berwarna hijau gelap sangat kontras dengan batangdan kelopaknya yang berwarna merah menyala.

Deskripsi Tanaman
Rosela merupakan herba tahunan yang bisa mencapai ketinggian 0,5-3 meter, Batangnya bulat tegak, berkayu, dan berwarna merah. Daunnya tunggal, benbentuk bulat telur, pertulangan menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi, dan pangkal berlekuk. Panjang daun 6—15 cm dan lebarnva 5—8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau, dengan panjang 4—7 cm.

Bunga rosela yang keluar dari ketiak daun merupakan bunga tunggal, artinya pada seliap tangkai hanya lerdapat satu bungar Bunga ini mempunyai 8— 11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, pangkalnya saling berlekatan, dan berwarna merah. Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.

Mahkota bunga berbentuk corong, Terdiri dari 5 helaian, panjangnya 3-5 cm. Tangkai sari yang merupakan tempat melekatnya kumpulan benang sari berukuran pendek dan tebal, panjangnya sekitar 5 mm dan lebar sekitar 5 mm. Putiknya berbentuk tabung, berwarna kuning atau merah.

Buahnya berbentuk kotak kerucut, berambut, terbagi menjadi 5 ruang, berwarna merah. Bentuk biji menyerupai ginjal, berbulu, dengan panjang 5 mm dan lebar 4 mm. Saat masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah menjadi abu-abu.

Sifat Botani Tanaman
Rosela yang mempunyai nama ilmiah Hibiscussabdariffa Linn, ini merupakan anggota famili Malvaceae. Rosela dapattumbuh baikdi daerah beriklimtropisdansubtropis. Tanaman ini mempunyai habitat asli di daerah yang terbentang dari India hingga Malaysia. Namun, sekarang tanaman ini telah tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Karena itu, tak heran jika tanaman ini mempunyai nama umum yang berbeda-beda di berbagai negara.

Di Inggris dan di negara berbahasa inggris lainnya, tanaman ini dikenal dengan nama rose/le, rozelle, sorrel, red sorrel, white sorre!, Jamaica sorrel, indian sorrel, guinea sorrel, sour-sour, queens/and jelly plant, jelly okra, lemon bush,dan floridacranberry. Di Perancis, roselajugadisebut dengan nama oseille rouge atau oseille de guinee. Di Spanyol dikenal dengan nama quimbombo chino, sereni, rosa de Jamaica, flor de Jamaica, Jamaica, agria, agrio de guinea, quetmia acida, vina, dan vinuela. Sementara itu, di Portugis dikenal sebagai vinagreira, azeda de guine, cururu azedo, dan quiabeiro azedo.

Di Malaysia, rosela dikenal sebagai asam susur dan di Thailand disebut kachiebpriew. Zuringmerupakan nama rosela di Belanda dan bisap merupakan sebutan rosela di Senegal. Di Afrika Utara, dikenal sebagai karkade atau carcade. Nama terakhir inilah yang dipakai sebagai nama dagang rosela, baik dalam dunia pengobatan maupun sebagai bahan makanan di Benua Eropa. Sementara itu, nama flor de Jamaica (bunga Jamaica) dan hibiscus flores (bunga hibiscus) yang dipopulerkan oleh pedagang makanan kesehatan merupakan nama yang salah kaprah. Hal itu karena yang dimanfaatkan adalah kelopaknya, bukan mahkota bunganya.

Kandungan Kimia dan Nilai Gizi
Selain mengandung vitamin C, kelopak bunga rosela juga mengandung vitamin A dan 18 jenis asam amino yang diperlukan tubuh. Salah satunya adalah arginin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Di samping itu, rosela juga mengandung protein, kalsium, dan unsur-unsur lain yang berguna bagi tubuh.
Tabel 1. Kandungan senyawa kirnia dalam kelopak bunga rosela

Nama Senyawa Jumlah
Campuran asam sitrat dan asam malat 13%
Anthocyanin yaitu gossipetin (hydroxyflavone)
dan hibiscin 2%
Vitamin C 0,004—0,005%
Protein
Berat segar 6,7%
Berat kering 7,9%
Fiavonol glucoside hibiscritin -
Flavonoid gossypetine -
Hibiscetine dan sabdaretine -
Delphinidin 3-monogtucoside -
Cyanidin 3-monoglucoside (chrysantehnin) -
Delphinidin -

Keterangan: Hibiscin merupakan pigmen utama yang terdapat di dalam kelopak bunga. Pigmen tersebut telah diidentifikasi dengan nama daphniphylline. Sementara itu, akar rosela mengandung saponin dan asam tartrat.
Diposkan oleh Rosella Indonesia di 07:04 0 komentar http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar